Rahasia Tersembunyi di Balik Gereja Ayam yang Melejit Setelah Muncul di Film AADC 2

gereja ayam

Anda pasti sudah pernah mendengar tentang Gereja Ayam atau bahkan pernah melihatnya secara langsung. Gereja dengan bentuk nyeleneh ini sukses menyedot perhatian wisatawan semenjak kemunculannya di film Ada Apa Dengan Cinta 2. Gereja Ayam ini jadi saksi pertemuan Rangga dan Cinta setelah sekian lama tak berjuampa.

Nama aslinya sebenarnya bukan Gereja Ayam bahkan bentuknya pun bukan menyerupai ayam lho. Lokasi ini sebenarnya punya nama Bukit Rhema yang tempatnya tak jauh dari Candi Borobudur.

Sekilas memang gereja ini menyerupai bentuk ayam yang sedang duduk dengan hiasan mahkota di kepalanya. Itulah yang membuat banyak orang memanggilnya sebagai Gereja Ayam.

Menurut sang pengelola, Gereja Ayam ini baru mulai dikenal masyarakat luas pada tahun 2000-an akhir. Tapi mulai sangat terkenal sejak kemunculannya di film AADC 2 pada 2016 lalu.

Meski demikian, tak banyak traveler yang benar-benar tau seperti apa sejarah terbentuknya gereja di Bukit Rhema tersebut. Untuk itu kami telah merangkum sejarah Gereja Ayam di barat Candi Borobudur ini.

1. Berdiri di atas bukit

Lokasi Gereja Ayam ini berada di Dusun Gombang Desa kembanglimus, Kecamatan Borobudur, Kapupaten Magelang, Jawa Tengah. Tak seperti gereja pada umumnya, Gereja Ayam ini justru terletak di tengah-tengah perbukitan yang dikelilingi hutan lebat.

Untuk bisa sampai ke sana, anda bisa menggunakan sewa hiace jogja atau anda harus berjalan sejauh 2,5 meter dari Borobudur dan kemudian dilanjutkan dengan trekking sepanjang 150 meter menuju atas bukit. Jalur berbeda bisa Anda pilih jika dari Punthuk Setumbu, namun jalannya jauh lebih extream dan menantang.

2. Belum selesai dibangun

Gereja Ayam ini pertama kali dibuat saat seorang pria bernama Daniel Alamsjah membeli tanah seluas 3000 meter persegi. Belum saja selesai dibangun, Daniel harus menghentikan proyeknya karena telah kehabisan dana. Selain itu banyak juga masyarakat yang kurang setuju dengan pembangunan Gereja Ayam tersebut.

Akhirnya bangunan tersebut dibiarkan terbengkalai sampai pada tahun 2000-an. Namun saat ini bagian dalam Gereja Ayam telah direnovasi sehingga terlihat lebih terawat dan rapi.

3. Bukan gereja

Karena namanya Gereja, banyak pengunjung yang mengira jika bangunan tersebut adalah tempat beribadan umat kristiani. Kenyataanya bangunan tersebut dirancang untuk tempat beribadah siapa pun dengan background agama apa pun juga. Jadi bukan hanya pemeluk agama Kristen saja.

Sejak kemunculannya, Gereja Ayam ini telah digunakan untuk ibadah bagi pemeluk agama Buddha, Islam, dan juga Kristen. Selain itu, Gereja Ayam ini juga sempat digunakan sebagai tempat rehabilitasi bagi anak-anak yang berkebutuhan khusus, pecandu narkoba, dan pasien gangguan jiwa.

4. Sesungguhnya berbentuk merpati

Banyak orang mengira bentuk gereja ini menyerupai ayam, padahal Daniel menyebutkan jika bangunannya dibuat meniru burung merpati.

Dia mendapatkan ide untuk membuat gereja dengan bentuk merpati tersebut saat dia selesai berdoa. Daniel semacam mendapatkan panggilan Tuhan untuk membangun sebuah gedung dengan model merpati sebagai rumah ibadah.

Tapi justru tempat ibadah ini terkenal dengan nama Gereja Ayam.

5. Punya banyak julukan

Semenjak bangunan ini terdengar di telinga wisatawan, Gereja Ayam tak pernah sepi pengunjung. Alhasil berbagai julukan pun bermunculan seiring dengan banyaknya turis yang singgah.

Ada yang menyebutnya dengan nama Gereja Chicken, Gereja Bird, Gereja Dove, dan Pigeon Hill. Ya tergantung mereka lebih suka memanggil apa saja.

6. Penuh ornamen vintage

Saat memasuki bagian dalam Gereja Ayam ini, Anda akan di sambut dengan ornamen-ornamen vintage yang tergantung di sana dengan hiasan lukisan cantik di dinding. Ada tangga dengan bentuk unik, ruangan besar tanpa sekat, ruang ibadah, dan masih banyak lagi.

Maka tak heran jika banyak turis yang datang ke sana hanya untuk berswafoto.

7. Punya ruang tersembunyi

Saat pertama kali menginjakkan kaki ke sana suasana sunyi dan mencekap layaknya film horor memang masih begitu kental. Hal ini disebabkan adanya pemugaran area utama aulanya.

Di sana juga ada ruang tersembunyi yang berada di bawah tanah. Saat menelusurinya Anda akan mendapati ruang luas penuh sekat bagaikan kamar.

Tak ada cahaya yang menerangi, jadi menimbulkan perasan ngeri. Pengelolanya saja tak pernah tau fungsi dari ruang bawah tanah tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *